Manfaat imunisasi tidak diragukan lagi. Tapi beberapa ibu khawatir
anaknya demam setelah munisasi. Pengalaman tiga ibu berikut ini mungkin
dapat membantu anda.
ASI Obat Paling Pasti Sepulang
imunisasi tiba-tiba anak saya rewel, suhu tubuhnya meningkat 37,4
derajat celsius. Saya sedih; kemudian berusaha menghubungi dokter yang
mengimunisasi anak saya tetapi teleponnya sibuk. Saya berusaha tetap
tenang dan menggendong Olivia (5 bulan). Lagi pula menurut beberapa
teman, demam adalah reaksi yang wajar setelah anak mendapatkan vaksin
DPT (difteri, pertusis, dan tetanus).
Saya tidak memberi obat
penurun panas kala itu. Selain tidak ada persediaan obat penurun panas
di rumah, saya ragu memberi obat kepada bayi saya yang masih kecil.
Terlebih petunjuk dokter belum saya dapat. Sementara itu, saya terus
menyusui Olivia dan ia tampak lebih tenang saat disusui.
Setelah
enam jam berlalu, suhu tubuh Olivia sudah kembali normal. Ia juga bisa
tidur lelap. Akh, apakah ini karena ASI atau memang tubuh Olivia bisa
mengatasi demam yang melandanya? Saya tidak begitu yakin. Tapi saya
merasa bahwa dengan memberi ASI lebih banyak, Olivia mendapatkan banyak
cairan dan energi untuk melawan demam. Mungkin, ASI adalah obat paling
"pasti" bagi bayi!
Ny. Wianda Barus, ibu dua anak, Jakarta
Kompres Hangat, Bukan Kompres Pakai Es Saya
sempat “gusar” ketika anak saya Tina (4 bulan) demam gara-gara
imunisasi. “Mau sehat kok anak malah sakit,” pikir saya. Saat itu saya
tak ingin lagi Tina diimunisasi. Tetapi setelah membaca beberapa artikel
di majalah, ternyata demam hanyalah dampak dari reaksi tubuh terhadap
vaksin yang sudah dimasukkan. Sementara itu jika anak tidak diimunisasi
mempunyai lebih besar resiko terkena penyakit yang mematikan. Tentu,
saya tak ingin hal buruk terjadi pada Tina. Jadi saya pikir tak apalah
demam supaya kelak Tina lebih aman.
Untuk mengatasi demam saya
kompres bayi mungil saya dengan air hangat tidak dengan air es. Hampir
semalaman saya mengompres Tina bergantian dengan papanya. Syukurlah,
menjelang subuh demam Tina reda. Esok harinya bayi saya sudah kembali
bugar dan tidak terlihat sakit.
Ny. A. Hernawati, ibu satu putri, Bandung
Sedia Obat sebelum Terlambat Panik,
bingung, lalu ikut menangis. Itulah yang saya lakukan ketika anak
pertama saya yang baru berusia 4 bulan demam setelah mendapatkan vaksin
DPT. Padahal sebelumnya dokter sudah memberitahu, bahwa anak saya
mungkin demam pasca imunisasi. Tetapi, tetap saja saya panik. Lebi-lebih
saat itu anak saya, Cut Aisyah menangis dan rewel terus.
Syukurlah,
dokter anak telah memberikan resep obat penurun panas sebelumnya. Saya
memberi Cut Aisyah obat penurun panas sesuai dosis anjuran dokter. Tidak
lama kemudian, demamnya mulai turun. Saya pun lega. Sejak sekarang saya
selalu menyediakan obat penurun panas di rumah. Jadi setiap kali anak
saya diimunisasi dan mengalami demam saya tidak perlu khawatir lagi.
Ny. Gugun Rusmayanti 26 tahun, ibu satu putri, Bintaro, Jakarta
Tanggapan dokter: Tak
disangsikan lagi, imunisasi adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko
sakit, cacat dan kematian. Sekarang masalahnya, beberapa jenis
imunisasi memang memberi efek samping, termasuk demam. Bagaimana
mengatasinya?
Demam terjadi karena anak disuntik dengan vaksin
berisi kuman hidup yang dilemahkan. Vaksin yang menyebabkan demam
misalnya DTPw (terutama komponen Pw atau
Pertussis whole cell,
batuk rejan, batuk 100 hari), dan vaksin campak. Demam bisa sedikit
saja, namun kadang-kadang bisa tinggi juga. Nah demam tinggi ini
menyebabkan anak lesu, kurang nafsu makan sehingga kuatir akan terjadi
dehidrasi atau kurang cairan, kadang dapat menyebabkan kejang demam pada
beberapa anak yang sensitif.
Bagaimana cara mengatasi demam?
Sebenarnya demam yang tidak terlalu tinggi, sekitar 38oC, tidak
memerlukan obat. Cukup dengan memberinya ASI atau minum air yang lebih
banyak dari biasanya agar anak tidak mengalami dehidrasi. Udara sekitar
dipertahankan 24oC agar anak merasa nyaman. Kompres hangat dengan air
sekitar 29-33oC cukup membantu. Bila demam tinggi sampai 39oC, beberapa
ibu memilih untuk memberikan parasetamol sebagai penurun demam. Sesuai
pengalamannya, dokter juga mempunyai pilihan sendiri dalam memberi obat
penurun demam. Ada yang memberikan sebelum imunisasi, ada yang memberi
setelah imunisasi, ada juga yang memberikannya hanya bila terjadi demam.
Beberapa perusahaan juga sudah memproduksi vaksin DTaP yang kurang menyebabkan demam, namun harganya amat mahal.