Jumat, 02 Agustus 2013

Bisnis sambil kerja dan juga bisa sambil jaga anak bagi ibu2 yang ingin berbisnis

Cara Saya Menjalankan Bisnis Oriflame

Kali ini saya akan bercerita tentang bagaimana saya menjalankan bisnis Oriflame. Sebenarnya bukan cara saya sendiri, tapi juga dilakukan oleh teman-teman saya yang tergabung di d’BC Network. Cara ini juga saya ajarkan kepada teman-teman yang ada di jaringan saya, bahkan saya sudah jelaskan mengenai hal ini sejak awal mereka mau bergabung untuk menjalankan bisnis Oriflame ini.
Dalam menjalankan bisnis Oriflame, ada 2 cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan keuntungan:
  1. Menjual produk Oriflame, dengan menjual produk Oriflame yang berkualitas tersebut kita sebagai member atau consultant akan memperoleh keuntungan sebesar 30% dari harga yang tercantum di katalog dan juga ada keuntungan-keuntungan lain seperti Welcome Program (WP) dan Business Class (BC).
  2. Merekrut atau mengembangkan jaringan. Yang perlu kita lakukan hanyalah mengajak orang untuk bergabung menjalankan bisnis Oriflame bersama kita dan orang tersebut kita daftarkan di Oriflame sebagai downline kita. Semakin banyak downline kita yang aktif, maka bonus bulanan kita juga akan semakin besar.
Dari 2 cara di atas, saya memilih cara kedua dalam memperoleh keuntungan dalam menjalankan bisnis Oriflame. Alasan saya memilih mengembangkan jaringan adalah karena keuntungannya tidak bisa dibandingkan dengan berjualan produk Oriflame. Silahkan Anda lihat ilustrasi saya berikut ini untuk melihat perbandingannya.
Menjalankan bisnis oriflame
Menjalankan bisnis Oriflame
Saat ini dengan mengembangkan jaringan saya sudah memperoleh bonus bulanan 19 jutaan rupiah. Kalau dibandingkan dengan berjualan produk Oriflame, berarti dalam satu bulan saya harus menjual produk Oriflame senilai 63 jutaan rupiah untuk memperoleh untung 19 jutaan (30% x 63 juta), bisa dibayangkan bagaimana susahnya.
Selain memperoleh bonus bulanan, dengan mengembangkan jaringan kita juga akan memperoleh Cash Award jika mencapai level tertentu. Sampai saat ini saya sudah tiga kali memperoleh Cash Award yang kalau ditotal berjumlah 42 juta rupiah.
Kalau dengan mengembangkan jaringan, point penjualan downline di jaringan kita akan diakumulasikan semua menjadi point kita untuk menentukan level dan bonus kita. Bukannya melarang Anda untuk berjualan produk Oriflame, tapi fokuslah pada pengembangan jaringan apabila Anda ingin sukses menjalankan bisnis Oriflame. Jika Anda tertarik untuk menjalankan bisnis Oriflame dan mengembangkan jaringan seperti saya dan teman-teman saya, silahkan isi form di bagian bawah halaman ini atau Anda juga bisa klik salah satu banner yang ada untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

jika kalian yang tertarik bisa isi form disini 
www.dbc-network.com/?id=Riechaikutbisnis

bisa juga hubungi saya 085648730177
 

peluang bisnis oriflame online

Siapa bilang anak muda ga bisa punya IMPIAN?
Siapa bilang orang kantoran ga bisa punya SAMBILAN?
Siapa bilang ibu rumah tangga ga bisa punya PENGHASILAN?
SEMUANYA BISA!
SIAPAPUN ANDA, Klik21.com punya cara simpel buat anda untuk mendapatkannya!
Yang perlu diperlukan adalah anda harus percaya bahwa usaha ini bisa memberi anda penghasilan/uang lebih dari yang anda bayangkan!! Apa dasarnya untuk percaya??
Banyak!!! Selain dukungan penuh dari perusahaan dan produk yang sangat bagus, anda bergabung dengan ribuan orang yang SUDAH SUKSES menjalankan usaha ini! Banyak alasan lain yang bisa anda baca di Klik21.com.
Jadi anda sudah masuk di tempat yang tepat. Anda gabung saat ini juga berarti anda memiliki kesempatan awal untuk memperoleh penghasilan jutaan, sampai ratusan juta rupiah per bulan, Jalan-jalan gratis, bersenang-senang dan tampil beda bersama ORIFLAME dan Klik21 Network, www.dbc-network.com/?id=Riechaikutbisnis

bisnis rumahan

bisnis yang bisa di kerjakan untuk mahasiswa ibu rumah tangga tanpa harus panas2an keluar rumah lhoo
 klik aja disini www.dbc-network.com/?id=Riechaikutbisnis

Mengatasi Panas setelah Imunisasi

Manfaat imunisasi tidak diragukan lagi. Tapi beberapa ibu khawatir anaknya demam setelah munisasi. Pengalaman tiga ibu berikut ini mungkin dapat membantu anda.
ASI Obat Paling Pasti
Sepulang imunisasi tiba-tiba anak saya rewel, suhu tubuhnya meningkat 37,4 derajat celsius. Saya sedih; kemudian berusaha menghubungi dokter yang mengimunisasi anak saya tetapi teleponnya sibuk. Saya berusaha tetap tenang dan menggendong Olivia (5 bulan). Lagi pula menurut beberapa teman, demam adalah reaksi yang wajar setelah anak mendapatkan vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus).
Saya tidak memberi obat penurun panas kala itu. Selain tidak ada persediaan obat penurun panas di rumah, saya ragu memberi obat kepada bayi saya yang masih kecil. Terlebih petunjuk dokter belum saya dapat. Sementara itu, saya terus menyusui Olivia dan ia tampak lebih tenang saat disusui.
Setelah enam jam berlalu, suhu tubuh Olivia sudah kembali normal. Ia juga bisa tidur lelap. Akh, apakah ini karena ASI atau memang tubuh Olivia bisa mengatasi demam yang melandanya? Saya tidak begitu yakin. Tapi saya merasa bahwa dengan memberi ASI lebih banyak, Olivia mendapatkan banyak cairan dan energi untuk melawan demam. Mungkin, ASI adalah obat paling "pasti" bagi bayi!
Ny. Wianda Barus, ibu dua anak, Jakarta
Kompres Hangat, Bukan Kompres Pakai Es
Saya sempat “gusar” ketika anak saya Tina (4 bulan) demam gara-gara imunisasi. “Mau sehat kok anak malah sakit,” pikir saya. Saat itu saya tak ingin lagi Tina diimunisasi. Tetapi setelah membaca beberapa artikel di majalah, ternyata demam hanyalah dampak dari reaksi tubuh terhadap vaksin yang sudah dimasukkan. Sementara itu jika anak tidak diimunisasi mempunyai lebih besar resiko terkena penyakit yang mematikan. Tentu, saya tak ingin hal buruk terjadi pada Tina. Jadi saya pikir tak apalah demam supaya kelak Tina lebih aman.
Untuk mengatasi demam saya kompres bayi mungil saya dengan air hangat tidak dengan air es. Hampir semalaman saya mengompres Tina bergantian dengan papanya. Syukurlah, menjelang subuh demam Tina reda. Esok harinya bayi saya sudah kembali bugar dan tidak terlihat sakit.
Ny. A. Hernawati, ibu satu putri, Bandung
Sedia Obat sebelum Terlambat
Panik, bingung, lalu ikut menangis. Itulah yang saya lakukan ketika anak pertama saya yang baru berusia 4 bulan demam setelah mendapatkan vaksin DPT. Padahal sebelumnya dokter sudah memberitahu, bahwa anak saya mungkin demam pasca imunisasi. Tetapi, tetap saja saya panik. Lebi-lebih saat itu anak saya, Cut Aisyah menangis dan rewel terus.
Syukurlah, dokter anak telah memberikan resep obat penurun panas sebelumnya. Saya memberi Cut Aisyah obat penurun panas sesuai dosis anjuran dokter. Tidak lama kemudian, demamnya mulai turun. Saya pun lega. Sejak sekarang saya selalu menyediakan obat penurun panas di rumah. Jadi setiap kali anak saya diimunisasi dan mengalami demam saya tidak perlu khawatir lagi.
Ny. Gugun Rusmayanti 26 tahun, ibu satu putri, Bintaro, Jakarta
Tanggapan dokter:
Tak disangsikan lagi, imunisasi adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko sakit, cacat dan kematian. Sekarang masalahnya, beberapa jenis imunisasi memang memberi efek samping, termasuk demam. Bagaimana mengatasinya?
Demam terjadi karena anak disuntik dengan vaksin berisi kuman hidup yang dilemahkan. Vaksin yang menyebabkan demam misalnya DTPw (terutama komponen Pw atau Pertussis whole cell, batuk rejan, batuk 100 hari), dan vaksin campak. Demam bisa sedikit saja, namun kadang-kadang bisa tinggi juga. Nah demam tinggi ini menyebabkan anak lesu, kurang nafsu makan sehingga kuatir akan terjadi dehidrasi atau kurang cairan, kadang dapat menyebabkan kejang demam pada beberapa anak yang sensitif.
Bagaimana cara mengatasi demam? Sebenarnya demam yang tidak terlalu tinggi, sekitar 38oC, tidak memerlukan obat. Cukup dengan memberinya ASI atau minum air yang lebih banyak dari biasanya agar anak tidak mengalami dehidrasi. Udara sekitar dipertahankan 24oC agar anak merasa nyaman. Kompres hangat dengan air sekitar 29-33oC cukup membantu. Bila demam tinggi sampai 39oC, beberapa ibu memilih untuk memberikan parasetamol sebagai penurun demam. Sesuai pengalamannya, dokter juga mempunyai pilihan sendiri dalam memberi obat penurun demam. Ada yang memberikan sebelum imunisasi, ada yang memberi setelah imunisasi, ada juga yang memberikannya hanya bila terjadi demam.
Beberapa perusahaan juga sudah memproduksi vaksin DTaP yang kurang menyebabkan demam, namun harganya amat mahal.